piston yang diletakkan di dalam suatu tabung silinder. Piston dapat
bergerak bebas turun naik untuk menimbulkan efek penurunan
volume gas yang berada di bagian atas piston. Di bagian atas
silinder diletakkan katub yang dapat membuka dan menutup karena
mendapat tekanan dari gas.
Jumlah silinder yang digunakan dapat berupa silinder tunggal
misalnya yang banyak diterapkan pada unit domestik dan dapat
berupa multi silinder. Jumlah silinder dapat mencapai 16 buah
silinder yang diterapkan pada unit komersial dan industrial.
pada sistem multi silinder maka susunan silinder dapat diatur dalam
4 formasi, yaitu :
a. Paralel
b. Bentuk V
c. Bentuk W
d. Bentuk VW
Operasi Piston dan Siklus Diagram
Gambar 11.4 memperlihatkan hubungan antara posisi piston(torak)
dengan operasi katub-katub kompresor ( katub hisap dan katub
tekan ).
Katub Kompresor
Katub kompresor yang digunakan pada kompresor refrigerasi lebih
cenderung ke : Pressure Actuated daripada ke : Mechanical
Actuated.
Perhatikan lagi gambar 11.4 tentang siklus operasi kompresor
torak. Pergerakan katub-katub kompresor baik katub pada sisi
tekanan rendah (suction) dan katub pada sisi tekanan tinggi
(discharge) semata-mata dipengaruhi oleh variasi tekanan yang
bekerja pada kedua sisi tekanan tersebut.
Gambar 11.4 a, torak pada posisi titik mati atas, kedua katub
menutup, karena tekanan pada ruangan silinder sama dengan
tekanan discharge.
Gambar 11.4 b, saat piston mencapai posisi tertentu di mana
tekanan pad ruang silinder lebih rendah dari pada tekanan suction,
maka katub hisap akan membuka, dan refrijeran masuk ke ruang
silinder.
Gambar 11.4 c, piston mulai bergerak dari titik mati bawah, bila
tekanan ruang silinder lebih besar dari pada dengan tekanan
suction maka katub hisap menutup.
Gambar 11.4 d, Ketika piston mencapai posisi tertentu, tekanan
ruang silinder lebih besar dari tekanan discharge, maka katub tekan
membuka,menyalurkan refrijeran ke condenseor.
Bandingkan sistem kompresi pada silinder motor bensin.
Pergerakan katub-katubnya lebih ke mechanical actuated daripada
pressure actuated. Demikian pula pada sistem kompresi kompresor
udara biasa.
Jadi katub kompresor refrigerasi memang berbeda dengan katub
kompresor pada umumnya dilihat dari actingnya. Oleh karena itu
ada tuntutan khusus yang harus dipenuhi oleh katub kompresor
refrigerasi.
A. Karakteristik Ideal
- Dapat memberikan efek pembukaan katub yang maksimum dengan sedikit hambatan untuk menimbulkan trotling gas
- Katub dapat terbuka dengan menggunakan tenaga yang ringan
- Katub harus dapat terbuka atau tertutup secara cepat untuk mengurangi kebocoran.
- Katub tidak mempunyai efek menambah clearance volume
- Katub harus kuat dan tahan lama
Untuk memenuhi karakteristik tersebut di atas maka telah
didesain dan dirancang secara khusus beberapa jenis katub
yaitu :
Gambar 3.5 memperlihatkan katub kompresor dari jenis
ring plate valve. Katub ini terdiri dari dudukan katub
(valve seat), satu atau lebih plat ring (ring plate), satu
atau lebih pegas katub (valve spring) dan retainer. Plat
ring-nya dicekam kuat oleh dudukan katub melalui pegas
katub, yang juga berfungsi lain membantu mempercepat
penutupan katub. Sedang fungsi retainer adalah
memegang pegas katub pada selalu pada posisi yang
benar dan membatasi pergerakkannya.
Katub plat ring ini dapat digunakan untuk kompresor
kecepatan tinggi dan rendah. Dapat pula digunakan
sebagai katub suction dan discharge.
2. Flexing Valve
Desain flexing valve yang digunakan pada kompresor
ukuran kecil adalah yang lazim disebut sebagai flapper
valve. Katub flapper ini terbuat dari lempengan baja
tipis, yang dicekap kuat pada salah satu ujungnya
sedang ujung lainnya ditempatkan pada dudukan katub
tepat di atas lubang katubnya (port valve). Di mana
ujung katub yang bebas akan bergerak secara flexing
atau flapping untuk membuka dan menutup katub.
Seperti diperhatikan dalam gambar 3.6
Seperti dierlihatkan dalam gambar 10.7, desain flapper biasanya
digunakan untuk katub discharge dan sering disebut sebagai beam
valve. Plat katubnya dipasang di atas lubang (port) melalui sebuah
pegas yang terasang di tengah katub platnya sehingga plat
katubnya dapat bergerak ke atas (membuka lubang katub).
Gerakan turun dari plat katubnya semata-mata karena gaya pegas.
Pegas katub ini juga berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah
bila ada cairan atau kotoran yang masuk ke lubang katub.
0 komentar:
Posting Komentar